Senin, 17 Oktober 2011

qurban ( udhiyyah) pardiro

Pardiro dalam artikel qurban
PENGERTIAN QURBAN
(  فصل --- الاضحية سنّة  )


Arti Qurban miturut Bahasa (lughot ) soko kata : qoraba—yaqrubu—qurbaan, kang artine cedhak utawa caket.
الاضحية بتشديد الياء هو ما يذبح من النعم  تقربا الى اللة يوم العيد وايام التشر يق
Manut arti istilah artine : nyembelih ternak ana ing dina hajji ( qurban ) lan dina dina tasyrik kanggo nyaketake diri / taqorrub marang Alloh.
(فى كتاب  كفاية الا خبار تأليف  الامام تقي الدين ابى بكر بن محمد الحسينى  : جوز 2 صحفة  235 )

            Tersebut dalam  Al Muqoddimatul Hadlromiyyah pada Hamisi Busyrol Kariim Juz II Halaman 125 , sebagai berikut :

باب الا ضحية . هي سنة مؤكدة ولا تجب الاّ بالنذر وبقوله هذه اضحية او جعلتها اضحية ولا يحجزئ الاّ الابل والبقر والغنم

“ Inilah bab udhiyyah ( qurban ) Dia itu sunnah muakkadah . Dan tidak menjadi wajib kecuali deng nadzar. Dan dengan perkataannya : inilah udhiyyah , atau Aku telah jadikan dia udhiyyah . Dan tidak memadahi melainkan unta , sapi dan kambing.

Ismu maa yudzbahu minan ni’ami yauma ‘iidil nahri wa ayyamat tasyriiqi taqorrubaan ilalloohi ta’alaa

“Nama bagi sesuatu yang disembelih dari Na’am yaitu hewan ternak yang terdiri : Kambing, Onta,Kerbau, atau Sapi pada hari Idin Nahri yaitu Idil Adlha dan hari-hari Tasyriq selaku mendekatkan diri kepada Alloh SWT “
Maka dari makna Udhiyah atau Qurban ini didapatlah kita kenyataan bahwa haqiqot Qurban itu terdiri dari tiga perkara :
1.Hewan Na’am, yaitu Kambing, unta , kerbau, sapi
2.Disembelihnya pada hari-hari Nahar dan Tasyriq
3.Atas jalan taqorrub kepada Alloh SWT

Bahwa diantara persipan untuk melaksanakan Qurban itu , bagi mereka yang akan melakukannya ( Orang yang berkurban ) sunnat untuk tidak memotong kuku dan rambutnya sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ummu Salamah   RA bahwa Rosululloh SAW besabda :


Idza roaitum hilaala dzilhijjati wa arooda ahadukum an yudhahiyya falyumsik ‘an sya’rihii wa adlmarihi
( rowahul Jamaah illa tirmidzi )

“Apabila kamu telah melihat bulan baru daripada Dzilhijjah, dan berkehendak  salah seorang kamu akan berudliyyah maka hendaklah ia menahan dirinya dari pada memotong rambutnya dan kukunya.
( HR AL JAMAAH kecuali Tirmidzi)
Dalam Hadits Mu’ammar bin Abdulloh disebutkan :

Lamma naharo hadyahu bimina Qoola : amaroni an ahliqohu

“ Bahwa seteleh Rosululloh saw selesai menyembelih hadyanya di Mina ia bersabda : saya dititah oleh Rosululloh  buat mencukurnya “
( HR AHMAD DAN THOBRONI)

K.H.M . Syafi’i Hadzami 100 Masalah Agama Jilid 4 Halaman 191-192

Beberapa Ulama menyatakan bahwa berqurban itu lebih utama dari pada sedekah yang nilainya sepadan.Bahkan lebih utama daripada membeli daging yang seharga atau bahkan yang lebih mahal dari harga   binatang qurban  tersebut kemudian daging tersebut disedekahkan . Sebab, tujuan yang terpenting dari berkurban itu adalah taqorrub kepada Alloh melalui penyembelihan.
( fikitaabi Syarhul Mumti’ 7/521 wa kitaabi Tuhfatul Maulud hal 65 )

Al –Adhahi merupakan jamak Udhiyah dengan dibaca baris dhommah huruf alif , boleh pula huruf alif dibaca kasroh dan boleh pula hamzah dibuang sedangkan huruf dhad dibaca fathah .  Ia seolah diambil dari nama waktu yang disyariatkan untuk menyembelih hewan Qurban dan hari itu dinamakan Aidil Adha.


Akhir akhir ini sering kita saksikan adanya perkumpulan ( lembaga pendidikan atau jam’iyah ) yang mengadakan qurban secara missal,dalam arti mengatas namakan orang banyak atau giliran.
Pertanyaan :

1.Bagaimana hukum qurban secara giliran ?
2.Baagaimana hukum qurban yang mengatasnamakan orang banyak ?



Jawaban :
1.Hukumnya boleh / sah, bila hewan yang dibuat qurban itu sudah resmi menjadi milik orang yang mendapat giliran atau orang yang mendapat giliran itu telah memberi izin pada lainnya untuk mengorbaninya.
2.Qurban atas nama orang banyak itu sah, dengan syarat :
a.Orang yang diatas namakan itu tidak melebihi batas maksimal ( satu  lembu untuk tujuh orang menurut Syafi’I )
b.Hewan yang dibuat qurban itu sudah ditentukan untuk orang yang ditentukan. Jadi umpamanya dua sapi untuk empat belas orang atau dua orang tanpa ditentukan maka tidak sah.

Catatan :
Adapun mengikutkan orang banyak dalam pahala saja itu boleh.

Mengambil keterangan dari Kitab :

1.I’anatut Tholibin Juz II halaman 331
2.Nihayatul Muhtaj Juz VIII halaman 133
3.Al Bajuri Juz II Halaman 297
4.Iqna’ Juz II halaman 279

TUJUAN QURBAN adalah mendekatkan diri pada Aqlloh SWT
Tertegas dalam  QS Al Hujurot ayat 37

LAN YANAALALLOHOOHA LUHUUMUHAA WALAA DIMAAUHAA WALAKIN YANAALUHUT TAQWAA MINKUM

“ Tidak akan sampai kepada Alloh daging-dagingnya dan darahnya tetapi yang sampai kepadaNya kebaktian  dari kamu sekaliyan  tentang  takutNya kepada Alloh  dengan seikhlasnya. “
TENTANG ADANYA WAKALAH ( TAUKIL )/ PANITIA QURBAN
Telah berlaku sejak dulu, bahwa orang yang berqurban  menyerahkan  qurbannya pada  panitia /orang lain.

Pertanyaan  :  1.Bagaimana status hukum penyerahan kepada

                          paninita qurban /orang lain itu ?
                       2.Apakah termasuk wakalah/taukil,tashodduq atau tidak?
                       3.Apa konsekwensi hukum dari status hokum tersebut ?

JAWAB : 1.Status hukum penyerahan itu boleh
                 2.Itu termasuk wakalah ( Taukil), sebab kalau memakai sighot
                    taukil itu sudah     jelas, kalau memakai sighot yang dhohirnya         
                    seperti bukan  taukil , maka dikembalikan pada urfinya orang
                    ajam, bahwa maksud sighot tersebut adalah taukil, dan kalau     
                    tanpa sighot termasuk taukil bil mu’athoh.
3.Konsekwensinya si wakil atau orang yang diserahi hanya 
                    berhak menyembelih dan membagi. Tidak boleh makan kecuali
                    sekedar yang telah ditentukan oleh muwakkil ( Mudlohhi ).
Keterangan ini diambil dari kitab :
1.ALBAJURI  JUZ I halaman 386 - 387
2.KITAB AL ASYBAH WAN NADHOIR  halaman 67
3.KITAB AL ANWAR LI’AMALIL ABROR Juz I halaman 209
4.KITAB AHKAMUL FUQOHA JUZ II halaman 59-60


HUKUM QURBAN

Mangka dekno sholat karana Alloh lan padha qurbano sira miturut kesanggupan ira .
( QS AL KAUTSAR : 2)
Imam Malik  Imam Syafi’i ngaturake panemune : Qurban hukume wajib( tumrap wong kang kuat )
Imam Abu Hanifah : qurban hukume wajib kanggone wong kang bermukim ( ora lagi lelungan ) kang uga duwe kesanggupan.
Ananging ana muride Imam  Abu Hanifah kang aran  Abu Yusuf  lan  Muhammad kurban iku hukume ora wajib .
( FII KITABI BIDAYATUL MUJTAHID JUZ 3 HALAMAN 242 )

Panemu qurban kang hukume sunat kanggo kita umat Muhammad SAW
“ Aku ( Nabi ) diprentahake qurban lan qurban iku sunnat kanggo iro kabeh.”
( HR IMAM TURMADZI )

“  qurban diwajibke marang ingsun ( Nabi ) lan ora wajib kanggo iro kabeh .”
Padha gathekno :

“Manawa sira wus nemoni sasi Zulhijjah lan duwe kersa arep qurban, mula tahanen rambut lan kuku iro “

Qurban disebut uga Udhiyyah kang hukume sunnah muakkadah, sunat kang dikuatake, lan ora wajib Qurban iki kajaba anane nadzar haqiqi utawa nadzar hukmi;

Nadzar hakiki kayato :
Lillaahi ‘alayya an udhiyya  bihaadzihi
“ Bagi Alloh wajib atasku bahwa aku berqurban dengan ini
Utawa diucapake :
“Bagi Alloh wajib atasku bahwa aku beraqiqoh untuk anakku si Polan dengan ini.

Sedang Nadzar Hukmi, seperti
Hadzihi Udhiyyatun : ini qurban ; Nadzar hukmi dikatakan juga Ta’yin


Almuqoddimatul Hadlromiyyah pada
Kitab hamisi Busyrol Karim juz II, halaman 125 ditegaskan sbb:

Babul udhiyyati. Hiya sunnatun muakkadatun walaa tajibu illa bin nadzri wa biqoulihi haadzihi udhiyyatun au ja’altuha udhiyyatan walaa yujziu illaalibilu wal baqoru wal ghonamu

“Inilah bab udhiyyah ( qurban ) dia itu sunnah muakkadah.dan dia menjadi wajib kecuali dengan nadzar dan dengan perkataannya : inilah udhiyyah, atau Aku telah jadikan dia udhiyyah, dan tidak memadai melaikan unta, sapi dan kambing.

SYARAT-SYARAT QURBAN

1.PENYEMBELIHAN
2.PENYEMBELIH
3.WAKTU MENYEMBELIH
4 BINATANG KANG BAKAL DISEMBELIH
   syarate  : sehat
                  ora cacat
                  ora berpenyakit
                  ora kuru
                  ora wuta
           ( HR IMAM TURMUDZI )

Hendaklah sehat dan tidak bercacat. Maka tidak boleh yang pincang, buta sebelah, berkurap atau kurus.( Riwayat Sa’id bin Manshur)
FII KITAABI FIQH SUNNAH juz 5 halaman 213

5.BINATANG KASEBUT WUS UMUR BALIGH kira –kira 2 tahun kanggo sapi , unta utawa uwis poel
( Jumhur Fuqoha ngenani bab iki ngaturake panemune : domba muda antuk kanggo kurban ).
“LAA YADZBAHUU ILLAA MUSINNATAN  ILLAA AN YA’SURA ‘ALAIKUM FATADZ BAHUU JADZA’ATAN MINADHDHO’NI “
: ojo siro nyembelih kambing kang  kajoba yen wus umur,kejoba Manawa sulit kanggo sira, mula enthuk  sira nyembelih kambing enom “.)
( Fii kitabi Bidayatul Mujtahid juz III halaman 252 )

Cukup besar disini , jika hewan itu bukan dari jenis benggala. Jika dari jenis ini maka cukup jadza’ atau yang lebih besar dari jadza’ maksudnya  ialah yang telah mencapai umur enam bulan dan gemuk badanya.
Seekor Unta dikatakan cukup besar bila telah berumur lima tahun; Sapi bila berumur 2 tahun dan kambing bila berumur setahun. Bila hewan-hewan ini telah mencapai umur yang disebutkan bagi masing-masingnya, bolehlah ia dijadikan hewan qurban.
FII KITAABI  FIQH SUNNAH SAYYID SABIQ JUZ 5 halaman 213

6.Jenis kambing kango wong siji
( yoiku siji wedhus kanggo wong siji lan ora entuk  wedhus siji kanggo patungan wong akeh ing dalem siji wedhus )
( Fii kitabi  Bidayatul Mujtahid juz 3 halaman 253

Ananging manawo siji wedhus mau ujude hasil soka arisan wedhus kanggo kurban lan kang antuk dadi atas nama wong kang bakal kurban bab iki dihalalke amargo jatah siji wedhus uga kanggo siji uwong  .
Dan batas sekurang-kurangnya yang cukup memadai satu orang , ialah seekor kambing.
FII KITAABI FIQH SUNNAH SAYYID SABIQ JUZ 5 halaman 211


7. jenis lembu , unto kanggo wong 7   

Hajajnaa ma’a Rosulullohi SAW  fanaharnaal ba’iro ‘an sab’atin, wal baqorota ‘an sab’atin

Kami menunaikan haji bersama Rosululloh SAW , maka kami sembelih satu ekor unta buat tujuh orang, dan satui ekor sapi buat tujuh orang.” ( HR  AHMAD,  dan MUSLIM)
WAKTU  MENYEMBELIH QURBAN

WEKTU menyembelih qurban saka 10 dzulhijjah  sak wise terbit matahari ( sakwise cukup sholat Id lan maca 2 khotbah hinggo terbename srengenge nganti tanggal 13 dzulhijjah ( hiya hari tasyrik kang akhir )
Alasane :

“ Sak sapa wonge kang menyembalih qurban sak durunge sholat ( Id ) , mula dheweke menyembelih kanggo deweke, lan sak sopowonge menyembelih sak wise sholat dan 2 khutbah , mangka deweke wus nyampurnakake tata corone qurban lan memenuhi sunnah wong-wong islam .”
(HR BHUKORI LAN MUSLIM )

Ing nalikane Rosululloh SAW , ngekon Abu Burdah supaya mbaleni maneh anggone Qurban jalaran deweke nyembelih kurban sak durunge sholat Id.
( FII Kitabi BIDAYATUL MUJTAHID  Juz 3 halaman 243.
SADA NABI :
“AYYAAMU MINAA KULLUHAA MANHARUN”
“ Dina-dina ing Mina ( Tayrik ) yoiku dina dina kanggo menyembelih.”
Lan ing dina tsyrik iki dilarang berpuasa.”

PERINGATAN
Menyembelih kurban ana ing wektu wengi ora becik ( makruh ) sebab dikhawatirakre salah menyembelihe lan susah anggone bagi daginge.

CORO MENYEMBELIH QURBAN

1.MACA BASMALAH ( QS AL AN’AM : 118.
“Fakullu mimmaa dzukirasmulloohi ‘alaihi “ :

“ kerana iku makanlah  binatang-binatang ( kang halal) kang disebut Asma Alloh ing nalika disembelih ).”

Ibnu Allan didalam kitab Syarhul Adzkar menyebutkan dalam sebuah hadits bahwa al hafidz telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Jabir .r.a.yang menyatakan :

Bismillahi   Walloohu akbar, Allohumma Sholli ‘alaa Muhammadin Wa ‘alaa alihi wasallim, Allohumma minka wailaika, wataqobbal minni , au taqobbal min fulaanin in kaana yadhbahu ‘an ghoirihi

“Dengan menyebut Asma Alloh , Alloh maha besar, Ya Alloh, limpahkanlah solawat kepada Muhammad dan keluarganya serta limpahkan pula salam ( kepadanya kepada keluarganya). Ya Alooh, hadyu ini berasal dari Engkau dan dikembalikan kepada Engkau, Maka terimalah ( kurban ini ) dariku Atau Terimalah ( Hadhyu ini) dari si Fulan, Jika ia menyembelihnya untuk orang lain.”
FII KITAABI AL ADZKAR IMAM NAWAWI halaman 519-520

2.MACA SHOLAWAT MARANG NABI
( Imam Syafi’I  wus nentokake maca sholawat ing dalem menyembelih qurban  adedasar qiyas Manawa asma Nabi tansah bebarengan disebut bareng marang Asma Alloh )

Ibnu Allan di dalam kitab Syarhul Adzkar mengatakan menurut Al Hafidz riwayat ini dinashkan oleh Imam Syafi’I yang mengatakan bahwa Membaca Tasmiyah dalam menyembelih  ialah dengan lafadz Bismillah ( dengan menyebut asma Alloh)  dzikir yang selebihnya hukumnya baik. Aku tidak menganggap makruh bila ketika menyembelihnya mengucapkan pula
SHOLLALLOOHU ‘ALAA MUHAMMAD
“Semoga Alloh melimpahkan sholawat kepada Muhammmad”
Bahkan aku menyukai hal tersebut. Aku menyukai bila Membaca sholawat pada sat itu diperbanyak, mengingat berdzikir kepada Alloh dan Membaca Sholawat untuk Nabi SAW .merupakan ibadah yang pahalanya tersendiri
FII KITAABI AL ADZKAR IMAM NAWAWI halaman 520

3.MENGHADAPKAN ( HEWAN KURBAN ) KE KIBLAT
( alasan karana kiblat sak becik becike arah. Lan Rosululloh SAW nalika nyembelih kurban ngadepake hewan kuran ing arah kiblat )
( Fii kitabi Kifayatul AKHYAR  halaman 427 )

4.MACA TAKBIR .
( shohabat Anas ngriwayatake , Manawa Nabi SAW. Menyembe3lih kurban  kanthi maca basmalah lan takbir, lan ngidakake sukune ( Rosul ) ana ing leher hewan kurban kang bakal disembelih .
 
5.MACA DONGA .
(  ALLOHUMMMA HADZAA MINGKA WA ILAIKA FATAQOBBAL MINNI.”

: Ya Alloh kurban menika saking nikmat peparing panjenengan lan kawula aturaken dating Panjenengan , mila mugi Panjenengan tampi kurban saking kawula menika .”
( Fiii kitaabi KHIFAYATUL AKHYAR  halaman  427 )

KETERANGAN

Ing dalem bab iki ana 2 persolan pokok yaiku :
1.macem-macem penyembelihan
2.coro penyembelihan

ad 1. macem macem penyembelihan ana 2 maceme :
       1.1.Nahr (penyembelihan ana ing bagian pangkal leher yoiku ing sak dhuwure dada )
              iki kanggo penyembelihan UNTA
       1.2.Dzabh ( penyembelihan biasa )
             iki kanggo penyembelihan Kambing , lembu ,burung ,ayam
    ( iki pendapat saka Imam Malik kang kasbut ing dalem kitab Bidayatul Mjtahi juz 3
       halaman 275 )
ad 2.cara penyembelihan
     Fuqoha wus padha sepakat /sarujuk  ngenani bab penyembelihan iki :
Yoiku Manawa penyemmbelihan kang isa memotong dua macem .urat leher   yoiku 

1.jalan makanan dalam kerongkongan ( mari’)
2.jalan pernafasan ( hulqum)

( pendapat imam Malik  Imam Syafi’I  ing kitab Bidayatul Mujtahid juz 3 halaman 277-278 )

“ MAA FARAAL AUDAJA FAKULUU MAA LAM YAKUN RADHDHONAABIN AU NAKHRO DHUFRIN “ :
“ apa –apa kang isa motong urat-urat leher, mula dhaharo, kang dudu perangane ( bagian) saka gigitan taring utawa cengkeraman kuku .”
(H R ABU UMAMAH ing dalem kitrab  Bidayatul Mujtahid juz 3 halaman : 278 )

PEMBAGIANE DAGING QURBAN


FAKULUU MINHAA WA ATH’IMUUL QOONI’A WAL MU’TARRA

Artinya :
Mangka padha dhahara sebagian sangka qurban iku lan sebagiane wenehna supaya di dhahar uwong –uwong kang sengsara sangka faqir miskin
( Q S AL HAJJ  suroh ke 22 ayat 36 )

 KULUU  WA TASHODDAQUU WADDAKHIRUU
Artosipun :
  Dhahara, Sedekahno,  lan simpenen kanggo siro

( Hadits nabi kasebut ing Kitab Bidayatul Mujtahid juz 3 halaman 263 )


Daging Qurban  :
Ibnu ‘Imawwas : entuk memilih sawiji saka katelune iku

Imam Ghozali dalam kitab Ihya Ulumuddin :
Disodaqohke kabeh iku luwih apik , nek ora ngono disodaqohke separo lan separo maneh di dhahar.

Jumhur Ulama : 
dibagi daging qurban iku marang telu bagian Yoiku :Sebagian di dhahar dewe kang kurban -----Sebagian dihadiahke------
                             Sebagian di sodaqohake
FAKULUU MINHAA WA ATH’IMUUL QOONI’A WAL MU’TARRA
Artinya :
Mangka padha dhahara sebagian sangka qurban iku lan sebagiane wenehna supaya di dhahar uwong –uwong kang sengsara sangka faqir miskin
( Q S AL HAJJ  suroh ke 22 ayat 36 )

KULUU  WA TASHODDAQUU WADDAKHIRUU
Artosipun :
  Dhahara, Sedekahno,  lan simpenen kanggo siro

( Hadits nabi kasebut ing Kitab Bidayatul Mujtahid juz 3 halaman 263 )

Qurban ada 2 macam Yaitu

1.Qurban wajib
2.Qurban Sunat

ad 1.Qurban Wajib seperti kurban Nadzar.Orang yang berkurban tidak boleh makan dagingnya sedikitpun, harus dibagikan orang lain semua

ad 2.Qurban Sunatorang yang berkurban boleh mengambil ( makan ) dagingnya. Bahkan menurut  sebagian Ulama  sunat  makan dagingnya

Diriwayatkan dari Qotadah Ibnu Nu’man, bahwa bersabda Rosulullohg SAW : 
Kuluu watashoddaquu wastamti’uu bijuluudihaa wa laa tabii’uuhaa
“ Makanlah olehmu, dan bersedekahlah, dan bersadap-sadaplah kamu dengan kulitnya, dan janganlah kamu perjual belikan”.
( HR AHMAD)

FAKULUU MINHAA WA ATH’IMUUL QOONI’A WAL MU’TARRA
Artinya :
Mangka padha dhahara sebagian sangka qurban iku lan sebagiane wenehna supaya di dhahar uwong –uwong kang sengsara sangka faqir miskin
( Q S AL HAJJ  suroh ke 22 ayat 36 )
( Fii Kitaabi Kifayatul Akhyar halaman 427-428 )

Bagaimana hukumnya Qurban  yang dagingnya itu diberikan bukan kepada faqir miskin.Bahkan diberikan kepada orang kaya Qurban itu syah atau tidak?

Untuk qurban yang wajib,
Tersebab nadzar atau ta’yin wajiblah sedekahkan , seluruh juzu’ qurban itu kepada faqir miskin, hingga kulit dan tanduknya.

Adapun Qurban sunnat ( Tathowwu’ )  
maka  bolehlah orang yang empunya qurban memakan sebagiannya dan keluarganya, dan disedekahkan mentah sebagiannya kepada fakir miskin ,dan sebagiannya dihadiahkan atau diberikan kepada orang yang kaya dari pada handai dan taulan.

Hal ini dipertegas dalam Kitab ASSIROJUL WALHAJ
Halaman 563 sbb :

Walahul aklu min udhiyyati tathowwu’in wa ith’aamil aghniyaai laa tgamliikuhum waya’kulu stulutsan wa fii qouliin nishfaw walashhu wujubut tashodduqi biba’dhihaa

“ Dan boleh bagi si pengurban itu makan dari pada qurbannya yang sunnat dan memberikan makan orang-orang yang kaya, bukan mempermilikkan mereka, dan dimakanya satu pertiga dan dalam satu qoul separuh. Dan yang paling shohih adalah wajib menyedekahkan dengan sebagiannhya.”


Kitab Busyrol Karim juz II halaman 127-`128 sbb :

Wal faqiirit tashorrufu fiihi bibai’iw wa ghoirihii ai lil muslimin bikhilaafil ghoniyyi idza ursila ilaihi syaiun au  u’thiyatu fainnamaa yatashorrofu fiihi binahwi aklin watashodduqin wadhiyaafatin liana ghoyatahu annahu kal mudhohiyyi wal qoulu biannahum ail aghniyaai yatashorrofuuna fiihi bimaa syaauu dho’ifun wain atholuul istidlaa la lahu

“ Dan boleh bagi sifaqir mentasarrufkan padanya dengan jual dan lainnya, artinya bagi seorang Muslim, lain halnya orang kaya, apabila dikirim kepadanya sesuatu atau diberikan kepadanya, maka hanya sanya bertasrruf itu padanya dengan seumpama makan, bersedekah dan menjamu, karena bahwa kesudahannya dia itu seperti orang yang berudhiyyah, dan qoul yang mengatakan bahwa mereka itu orang-orang kaya dapat mentasarrufkan pada qurban itu menurut apa yang mereka kehendaki adalah dhoif, walaupun mereka memanjangkan istidlal untuknya.”

Menurut Imam Syafi’I :
Mengenai hadyu tathowwu’ : yang empunya qurban boleh mengambilnya, baik untuk dimakan ,dihadiahkan , maupun untuk disedekahkan.
Sipemilik hadya boleh memakan hewan kurban yang dibolehkan baginya seberapa saja dikehendakinya tanpa batas. Juga ia boleh menghadiahkan atau bersedekah sesuka hatinya.

Ada pula yang berpendapat  :
boleh dimakan sepertiga
disedekahkannya seperduanya lagi.

Sebagian lagi mengatakan:,
hendaklah dibaginya tiga:
sepertiga dimakan,
sepertiga lagi dihadiahkannya, dan
sepertiga pula disedekahkannya.
( FII KITAABI FIQH SUNNAH SAYYID SABIQ  Juz 5 Halaman 219-220)

Bab Kulit Qurban

Amaroni Rosulullohi SAW  an aquuma ‘alaa budunihi wa uqossima juludahaa wajilaalahaa, wa amaroni alla u’thiyal jazzaaro minhaa syaiaan, wa qool : nahnu nu’thihi min ‘indinaa

“Saya dititahkan oleh Rosululloh saw buat mengurus penyembelihan unta-untanya, membagi bagikan kulit dan daginggnya, dan sayaq dititahkan agar tidak memberikan sesuatupun dari padanya kepada tukang potong.”
Ulasnya pula : “ Kami memberinya dari harta kami sendiri “
( diriwayatkan oleh Jamaah)
FII KITAABI FIQH SUNNAH SAYYID SABIQ JUZ 5 halaman 218

Mereka para Ulama bereselisih tentang Kulit Qurban


Jumhur Ulama Berpendapat : tidak boleh dijual

Imam Abu Hanifah : Kulit itu boleh dijual
Imam Atho’   : Kulit itu boleh dijual dengan apa saja, baik dengan dinar , dirham atau lainnya.

Dan diriwayatkan dari Hasan bahwa ia pernah mengatakan : Tidak apa bila tukang potong itu diberi kulitnya “.
( KITAB FIQH SUNNAH  SAYYID SABIQ JUZ 5 halaman 219)

Ini semua disepakati  kebolehannya  karena adanya bab pengambilan kemanfaatannya.
( Fii Kitaabi Bidayatul Mujtahid  juz 3 halaman 263- 264 )
Perlu kita enget wonten ing mriki bilih :
ing dalem Hukum Islam Kita  sampun kenal Tokoh  MADZAHIBUL ARBA’AH : 4 Madzhab  dalam Hukum Islam :

1 komentar:

  1. Biasanya semakin mendekati Idul Adha harga jual hewan qurban pasti semakin melambung tinggi saat mendekati Idul Adha, dan sering biasanya penjual memberi harga lebih murah di 3-5 bulan sebelumnya

    BalasHapus