Ruh Ditiupkan Seiring Tubuh Yang
Menyempurna
Tahapan Penciptaan Manusia.
Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam menjelaskan tentang awal penciptaan manusia di dalam rahim seorang ibu, yang berawal
dari nuthfah (bercampurnya sperma dengan ovum), ‘alaqah (segumpal darah), lalu
mudhghah (segumpal daging). Allah Ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ
"Hai manungsa , (يآايها
الناس = disebut ing dalem al qur’an
ana : 23 Ayat , kaemot ing
dalem: 11 surah)
1*إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ
مِنَ الْبَعْثِ
*1) Manwa sira isih ing dalem ragu ngenani dina kebangkitan (saka
kubur );
*2
فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ
*2) mula (mangertiya ) sayektine
Ingsun uwis dadekake sira saka lemah ,
*3 ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ
*3) banjur saka sak tetes pejuh ( air mani ) ,
*4 ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ
مُخَلَّقَةٍ
*4) banjur saka sak kepel rah (getih)
, banjur saka sak kepel daging kang sempurna kedadeyane lan kang ora sempurna ,
*5 لِنُبَيِّنَ
لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ
*5) supaya Ingsun bisa jelasake marang sira lan Ingsun panggonake ing dalem
rahim ,
*6 مَا
نَشَاءُ
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
*6) apa kang Ingsun karepake bisa tumeka wektu kang ditentokake ,
*7 ثُمَّ
نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا
*7) Banjur Ingsun tokake sira dadi
bayi
*8 ثُمَّ لِتَبْلُغُوا
أَشُدَّكُمْ
*8) Banjur ( kanthi berangsur angsur )
siradadi dewasa
*9 وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ
يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ
*9) lan ing antarane sira ana kang diwafataek lan ( ana uga ) ng antarane
sira ana kang didawakake umure hingga pikun ,
*10 لِكَيْلَا
يَعْلَمَ
مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
*10) Supaya deweke ora bisa ngerteni
apa apa kang biyene deweke uwis padha mangerteni
وَتَرَى
الْأَرْضَ هَامِدَةً
lan
delengen sira kabeh ing bumi kang garing
فَإِذَا
أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ
banjur manawa Igsun turunake banyu ing duwure bumi
iku
اهْتَزَّتْ
وَرَبَتْ
padha urip bumi iku lan dadi subur (bumi iku )
وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
lan nguripake pirang-pirang macem tumbuh-tumbuha kang
endah .
[ q.s. al Hajj/22:5]
QS. As Sajdah (32): 7-8
الَّذِي
أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8)
QS.
As Sajdah (32): 7-8 .(Dialah) Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya, dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
QS. As Sajdah (32): 9
ثُمَّ
سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
QS. As Sajdah (32): 9 . Kemudian Dia menyempurnakan DAN meniupkan ke
dalamnya (sebagian) ruh-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.
Dalam Hadits
disebutkan proses terjadinya manusia
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ
مَسْعوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ:
Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin
Mas’ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata,
حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau
adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya),
beliau bersabda,
إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً،
"Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam
perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma
dengan ovum),
Adapun tahapan penciptaan manusia di dalam rahim adalah
sebagai berikut:
Pertama. Allah menciptakan manusia dari setetes air mani yang hina yang menyatu dengan ovum, Allah Ta’ala berfirman:
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاءٍ مَّهِينٍ ٣٢:٨
"Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). [as-Sajdah/32:8]
أَلَمْ نَخْلُقكُّم مِّن مَّاءٍ مَّهِينٍ ٧٧:٢٠
"Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina". [al Mursalat/77:20].
خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
"Dia diciptakan dari air yang terpancar (yaitu mani). Yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan". [ath-Thariq/86: 6-7].
Bersatunya air mani (sperma) dengan sel telur (ovum) di dalam rahim ini disebut dengan nuthfah.
Pertama. Allah menciptakan manusia dari setetes air mani yang hina yang menyatu dengan ovum, Allah Ta’ala berfirman:
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاءٍ مَّهِينٍ ٣٢:٨
"Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). [as-Sajdah/32:8]
أَلَمْ نَخْلُقكُّم مِّن مَّاءٍ مَّهِينٍ ٧٧:٢٠
"Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina". [al Mursalat/77:20].
خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
"Dia diciptakan dari air yang terpancar (yaitu mani). Yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan". [ath-Thariq/86: 6-7].
Bersatunya air mani (sperma) dengan sel telur (ovum) di dalam rahim ini disebut dengan nuthfah.
ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ
يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ
kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula.
Kedua : Kemudian setelah lewat 40 hari, dari
air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah.
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ٩٦:٢
"Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah". [al ‘Alaq/96:2].
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ٩٦:٢
"Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah". [al ‘Alaq/96:2].
ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ
Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula.
Ketiga : Kemudian setelah lewat 40 hari -atau
80 hari dari fase nuthfah- fase ‘alaqah beralih ke fase mudhghah, yaitu
segumpal daging. Allah Ta’ala berfirman:
ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ
"Kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna". [al Hajj/22:5].
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ٢٣:١٤
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik". [al Mu’minun/23:14].
ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ
"Kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna". [al Hajj/22:5].
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ٢٣:١٤
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik". [al Mu’minun/23:14].
ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ
الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ:
بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ،
Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di
dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan
rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.
Keempat : Kemudian setelah lewat 40 hari -atau 120 hari dari fase nuthfah-
dari segumpal daging (mudhghah) tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan
daging yang bertulang, dan Dia memerintahkan malaikat untuk meniupkan ruh padanya
serta mencatat empat kalimat, yaitu rizki, ajal, amal dan sengsara atau
bahagia. Jadi, ditiupkannya ruh kepada janin setelah ia berumur 120
hari.
فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ
Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
melainkan Dia,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ
ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
فَيَدْخُلُهَا،
sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga,
sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi
catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka
dengan itu ia memasukinya.
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ
لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا
إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا.
Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli
neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta,
tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga,
maka dengan itu ia memasukinya".
Hadits ini diriwayatkan oleh
1. Imam al Bukhari dalam Shahih-nya, pada kitab Bada-ul Khalq, Bab Dzikrul Mala-ikah (no. 3208), kitab Ahaditsul Anbiya` no. 3332. Lihat juga hadits no. 6594 dan 7454.
2. Imam Muslim dalam Shahih-nya, pada kitab al Qadar no. 2643.
3. Imam Abu Dawud no. 4708.
4. Imam at-Tirmidzi no. 2138.
5. Imam Ibnu Majah no. 76.
Nuthfah = air mani ( umur 42 malam )
Selain itu ada pendapat lain seperti dalam hadits berikut:
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari hadits Hudzaifah bin Usaid, ia
berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: “Apabila nutfah
telah berusia empat puluh dua malam ( 6 mingu ), maka Allah mengutus malaikat, lalu
dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya,
dagingnya, dan tulangnya.
Kemudian malaikat bertanya, ra Rabbi,
laki-laki ataukah perempuan?’ Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan
kehendak-Nya, dan malaikat menulisnya,
kemudian dia (malaikat) bertanya, Ya
Rabbi, bagaimana ajalnya?’ Lalu
Rabb-mu menetapkan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya.
Kemudian ia bertanya, ‘Ya Rabbi,
bagaimana rezekinya?’ Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya.
Kemudian malaikat itu keluar dengan membawa lembaran
catatannya, maka ia tidak menambah dan tidak mengurangi apa yang diperintahkan
itu.
Hadits ini menjelaskan diutusnya
malaikat dan dibuatnya bentuk bagi nutfah setelah berusia enam
minggu (empat puluh dua hari) bukan setelah berusia seratus dua puluh
hari sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud yang terkenal itu