Selasa, 28 Juni 2011

Cara Membuat Resep Qusthul Bahri Untuk Pengobatan


Cara Membuat Resep Qusthul Bahri Untuk Pengobatan
Qusthul bahri mengandung minyak asiri, zat inulin, dan zat hilinin yang membersihkan toksin dalam tubuh.
1.Untuk mengobati kudis, dibuatlah salep dari 20 gr bubuk akar qusthul bahri dan 10 gr lemak, dioleskan ke tubuh.
2.Luka-luka bisa dibersihkan dengan rebusan bubuk akarnya.
3.Secangkir emulsi akar qusthul bahri bisa diminum (3 gr akar dimasukkan dalam secangkir besar air), ini akan memudah-kan pembersihan toksin.
4.Memudahkan pencernaan, menguatkan darah, melancarkan kencing dan darah haid.7) Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiallaahu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya, pengobatan paling ideal yang kalian lakukan adalah bekam dan qusthul bahri.8)
Al-Hafizh Dzahabi berkata mengenai hadits ini, Ada rahasia halus mengapa Nabi saw. memadukan antara bekam dan qusthul bahri, yaitu bahwa apabila bekas-bekas sayatan bekam diolesi dengan qusthul bahri maka tidak akan timbul flek bekas-bekas sayatan di tubuh. Ini merupakan salah satu keajaiban medis.9)
______________________________________________
1) Bukhori dalam Shohih-nya(5692).
2) Bukhori dalam Shoih-nya(5696).
3) Al-Haqo™iqu `th-Thibbiyyah fi `l-Isla î, m, hal. 355.
4) Ibnu Hajar Al-Asqolani, Fathu `l-Bari, kitab Ath-Thibb wa `s-Suuth.
5) Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam Al-Fath, kitab Ath-Thibb, bab As-Suuth.
6) Atau lebih dikenal dengan encok : gout -penerj.
7) Buku At-Tadawi bi `l-Asyab, Dr. Amin Ruwaihah.
8) Bukhori dalam Shohih-nya.
9) Ath-Thibbu `n-Nabawi wa `l-Ilmu `l-Hadits, Dr. Muhammad Nazhim An-Nasimi, Jilid III, hal. 271
Penulis  : Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari
Keberadaan berbagai penyakit termasuk sunnah kauniyyah yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Penyakit-penyakit itu merupakan musibah dan ujian yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas hamba-hamba-Nya. Dan sesungguhnya pada musibah itu terdapat kemanfaatan bagi kaum mukmininShuhaib Ar-Rumi radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِن، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِن، إِنْ أَصَابَهُ سَرَّاءٌ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ،
وَإِنْ أَصَابَهُ ضَرَّاءٌ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh perkaranya adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur. Maka yang demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang demikian itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999)
Termasuk keutamaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada kaum mukminin, Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus dosa dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas‘ud radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)
Di sisi lain, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan penyakit, Dia pun menurunkan obat bersama penyakit itu. Obat itupun menjadi rahmat dan keutamaan dari-Nya untuk hamba-hamba-Nya, baik yang mukmin maupun yang kafir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu obatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5678)
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ اللهَ لَمْ يَنْزِلْ دَاءً إِلاَّ وَأَنْزَل لَهُ دَوَاءً، جَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ وَعَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ
“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan pula obatnya bersamanya. (Hanya saja) tidak mengetahui orang yang tidak mengetahuinya dan mengetahui orang yang mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, 413 dan 453. Dan hadits ini dishahihkan dalam Ash-Shahihah no. 451)
Jabir radhiallahu ‘anhu membawakan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim no. 5705)
Al-Qur`anul Karim dan As-Sunnah yang shahih sarat dengan beragam penyembuhan dan obat yang bermanfaat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga mestinya kita tidak terlebih dahulu berpaling dan meninggalkannya untuk beralih kepada pengobatan kimiawi yang ada di masa sekarang ini5. (Shahih Ath-Thibbun Nabawi, hal. 5-6, Abu Anas Majid Al-Bankani Al-‘Iraqi)
Karena itulah Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu berkata: “Sungguh para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan (kimiawi, –pent.). Ketika memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang kompleks. Mereka mengatakan: ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu dan pencegahan, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan’.”
Ibnul Qayyim juga berkata: “Berpalingnya manusia dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari pengobatan dengan Al-Qur`an, yang merupakan obat bermanfaat.” (Ath-Thibbun Nabawi, hal. 6, 29) Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah sekedar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya dia menjadikannya sebagai cara pengobatan yang utama, karena kepastiannya datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara pengobatan dengan obat-obatan kimiawi kepastiannya tidak seperti kepastian yang didapatkan dengan thibbun nabawi. Pengobatan yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diyakini kesembuhannya karena bersumber dari wahyu. Sementara pengobatan dari selain Nabi kebanyakannya dugaan atau dengan pengalaman/ uji coba. (Fathul Bari, 10/210)
Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit, seorang hamba tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan tertentu. Dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya. Namun seharusnya ia bersandar dan bergantung kepada Dzat yang memberikan penyakit dan menurunkan obatnya sekaligus, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang hamba hendaknya selalu bersandar kepada-Nya dalam segala keadaannya. Hendaknya ia selalu berdoa memohon kepada-Nya agar menghilangkan segala kemudharatan yang tengah menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَمَّنْ يُجِيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ
“Siapakah yang mengijabahi (menjawab/ mengabulkan) permintaan orang yang dalam kesempitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan (siapakah) Dia yang menghilangkan kejelekan?” (An-Naml: 62)
Sungguh tidak ada yang dapat memberikan kesembuhan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Karena itulah, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata memuji Rabbnya:
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (Asy-Syu’ara`: 80)
Pengertian Talbinah
Talbinah adalah air jelai3) yang mendidih, kandungan gizinya lebih besar dibandingkan dengan tepungnya. Ia merupakan obat yang berkhasiat mengobati batuk dan radang tenggorokan, cocok untuk menghilangkan amandel, melancarkan buang air kecil, membersihkan isi lambung, memuaskan dahaga, dan memadamkan rasa panas.4) Talbinah lebih bermanfaat daripada sop, berkhasiat menghilangkan penyakit fisik maupun kejiwaan.
Disebut dengan talbinah karena setelah dimasak warnanya putih mirip susu. Ada beberapa metode penyajian, di antaranya adalah direndam, dimasak, atau ditepung. Setiap metode penyajian dari Talbinah ini memiliki cara penggunaan yang khas, tetapi metode penggunaan yang paling bermanfaat adalah diminum dengan dicampur madu.
Komposisi Talbinah dan Khasiatnya dalam Pengobatan
Talbinah mempunyai kandungan diantaranya :
1.     Mengandung zat betaglucan, yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
2.     Mengandung Vitamin E yang bisa melemahkan enzim-enzim yang mensintesis kolesterol.
3.     Mengandung Potasium, yang berfungsi mengendalikan tekanan darah, karena ia menciptakan keseimbangan antara air dan garam.
4.     Mengandung Potasium, Magnesium, anti oksidan dan vitamin B, kekurangan zat-zat ini di dalam tubuh menyebabkan kekurangan mineral. Para ilmuwan modern mengatakan bahwa penyakit-penyakit kejiwaan, depresi, dan sebagainya merupakan akibat kekurangan mineral tertentu.
5.     Mengandung Melatonin yang berfungsi : Menurunkan kolesterol, Menurunkan tekanan darah,  Mengobati Parkinson, Meningkatkan kekebalan tubuh, Mengobati gangguan tidur, Mengobati kanker, Mengobati depresi.
6.     Mengandung Lysine, yang berfungsi membangun kesehatan tubuh.
7.     Mengandung hormon Prostaglofuin, yaitu hormon yang menyebabkan tidur, dengan demikian talbinah mencegah terjadinya insomnia.
Jelai dapat digunakan untuk mengatasi penyakit berikut ini : Jantung dan berbagai penyakitnya, berbagai jenis demam, penyakit-penyakit dada, tekanan darah tinggi, kelemahan secara umum, kanker, Infeksi dan kelemahan usus, luka-luka bernanah, depresi dan kasus-kasus kejiwaan, penyakit lambung, kelemahan hati, kelemahan seksual, tifoid (tifus), gangguan tidur, penyakit-penyakit dan berbagai jenis radang saluran kencing dan Parkinson.
Cara Pemanfaatan Talbinah
Jelai direndam kemudian direbus hingga mendidih, Ini merupakan metode pemanfaatan yang paling baik dan bermanfaat, karena ini merupakan metode orang-orang Arab kuno.
Digunakan untuk obat kumur; mengobati mencret, infeksi organ-organ dalam, depresi dan gangguan kejiwaan, kandung kemih, ginjal, lambung, dan usus; sebagai sumber nutrisi, sekaligus berfungsi membasahkan dan melunakkan.
Bentuk tepung jelainya, dapat ditambahkan pada minuman dan kuah untuk memudahkan pencernaan, Bisa dijadikan kompres untuk mengatasi penyakit-penyakit punggung dan bisa untuk melembabkan berbagai macam infeksi kulit.5)
Khasiat Medis Talbinah
Sebuah tesis yang ditulis oleh Sahar Mushthofa Khamil, M.A.6), membuktikan bahwa jelai mempunyai khasiat medis :
1. Unsur Betaglucan, berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
2. Vitamin E bisa menurunkan fungsi enzim-enzim yang mensintesis kolesterol, sehingga kolesterol turun.
3. Mengurangi resiko terkena kanker colon.
4. Mengurangi resiko terkena penyakit-penyakit jantung.
Berikut ini ringkasan tulisan tentang Urgensi Nutrisi yang Mengandung Produk Olahan Jelai bagi Kesehatan Pengidap Penyakit Kencing Manis (IDDM) dan Tipe Kedua yang Bukan Faktor Keturunan7), yang mengatakan bahwa jelai secara medis mempunyai fungsi :
a. Mengendalikan kadar gula dalam darah.
b. Mengobati penyakit tekanan darah.
c. Menurunkan kandungan lemak dalam darah.
Roti Jelai dan Mukjizat Medis
Dr. Hamid Mahmud, Dr. Islam Ahmad Mushthofa, dan Dr. ˜Afaf ˜Abdul Hamîd ˜Athiyyah, telah memproduksi roti lokal yang higienis, dengan komposisi 20 % jelai, 5 % kacang kedelai, dan tepung gandum. Berbagai uji biologis telah menunjukkan bahwa roti tersebut berkhasiat :
1.  Menurunkan kadar glukosa.
2.  Menurunkan kadar kolesterol secara keseluruhan.
3.  Menurunkan gliserida dan lemak.
4.  Menurunkan fungsi-fungsi SGOT-SGPT hati.
5.  Menurunkan kreatinin ginjal dan asam urat dalam darah.
Satu hal yang penting dari jelai adalah bahwa jelai bebas dari unsur gelatin. Para dokter Belanda telah menyingkap buruknya absorpsi makanan yang disebabkan oleh penyakit Filamentosis yang penyebabnya adalah unsur gelatin yang ada di dalam gandum. Ditemukan pula bahwa gejala-gejala penyakit ini hilang dengan dihilangkannya unsur gelatin dari menu makanan pasien.8)
__________________________________________
1) Muttafaqun ˜alaih : Bukhari(5417) dan Muslim (2216).
2) Shohîhu `l-Bukhari(5690).
3) Jelai (Hordeum vulgare, Ingg. barley, adalah sejenis serealia untuk ternak, penghasil malt, dan sebagai makanan kesehatan. Jelai adalah anggota suku padi-padian (Poaceae). Pada tahun 2005, jelai berada pada urutan keempat dari jumlah produksi dunia dan luas area penanaman serealia di dunia (560.000 km²). Waktu berkecambahnya sekitar 1-3 hari.
4) Ath-Thibbu n Nabawi,Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah hal. 329.
5) Dalam pasal ini, saya merujuk kepada artikel yang berjudul Al-˜Ilâj bi `t-Talbînah, Ustadz ˜Abdul Karîm Tajûrî, jurusan studi diploma Teknologi Rekayasa dan Budi Daya Lahan Padang Pasir (Kuliah Terbuka di Universitas Kairo).
6) Fakultas Pertanian, Universitas Kairo, jurusan Kimia - Biologi 1997 M.
7) Disebut juga NIDM.
8) Buku At-Taghdziyatu `sh-Shihhiyyah, diterjemahkan oleh Dr. Hayat Muhammad Syaroroh dkk., (Akademi Kimia Biologi, Fakultas Sains- Universitas Halwan).
Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Talbinah menenangkan hati orang sakit, menghilangkan sebagian kesedihan.1) Dari A’isyah bahwa ia memerintahkan untuk meminum talbinah, ia mengatakan, Talbinah itu dibenci tapi bermanfaat.2)

Oleh : dr.Abu Hana
Imam As-Syafi’i rahimahullah menyatakan :
4 hal yang bisa memperkuat tubuh : Makan Daging, mencium wewangian, sering mandi meski tidak bersetubuh dan mengenakan pakaian katun.
4 hal yang bisa melemahkan tubuh : Terlalu sering bersetubuh, terlalu sering murung, terlalu banyak minum air dan terlalu banyak makan asam.
4 hal yang bisa memperkuat penglihatan : Duduk menghadap Ka’bah, memakai celak sebelum tidur, melihat yang hijau-hijau, dan membersihkan majlis/ruangan.
4 hal yang bisa melamhkan penglihatan : Melihat yang kotor-kotor, melihat salib, melihat kemaluan wanita dan duduk membelakangi Ka’bah.
4 hal yang bisa memperkuat hubungan seks : Memakan anak burung, jamur truffle (besar), kacang tanah dan uir-uir belalang (nama sejenis kacang).
4 hal yang bisa memacu kemampuan otak: Meninggalkan ucapan yang tidak berguna, bersiwak, duduk bersama orang shalih dan berkumpul dengan para ‘ulama.
Sumber : Ath-Thibbun Nabawy Karya Ibnul Qayyim AlJauziyah, hal.320 Penerbit Daar Ats Tsaqofah Al-Islamiyah, Beirut.
Madu sebagai minuman yang sangat berfaedah bagi kesehatan akhir-akhir ini sudah menjamur di masyarakat. Sebagai bagian dari Thibbun Nabawi, minuman yang dituntunkan oleh Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam ini sungguh ajaib dan berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Namun ada sedikit ganjalan, apakah madu aman dikonsumsi oleh penderita penyakit Kencing Manis (Diabetes) ? Tidakkah madu yang rasanya “manis” justeru akan meningkatkan kadar gula darah? Tulisan berikut ini mudah-mudahan dapat membantu anda..
Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis terjadi karena adanya gangguan pada pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.
Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil. Pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstose) meningkatkan kadar glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang dikonsumsi selama 25 hari ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik(HDL).
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total,LDL dan CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik metabolismenya, juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa.
Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak keuntungan.
Di China, telah dipasarkan sebuah produk kombinasi pollen dan propolis Fengzhen yang diklaim para penelitinya dapat mengontrol kadar gula darah dan lemak. Selain itu, dikatakan pula obat ini dapat melenturkan pembuluh darah, memperbaiki sirkulasi hingga mencegah komplikasi diabetes. Peneliti yang sama juga berhasil membuktikan efek propolis dalam mengobati diabetes mellitus sama baiknya dengan terapi tradisional lain, tetapi lebih cepat dalam menurunkan kadar gula darah. Juga propolis member efek yang baik pada pasien diabetes dengan gangguan radang gusi dan jamur di mulut.
Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi sejenis gula yang “lambat dibakar” atau memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol.
Semoga bermanfaat.
Disarikan oleh dr.Abu Hana untuk http://kaahil.wordpress.com
Sumber : Buku Terapi Madu, penulis dr.Adji Suranto,SpA. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta, 2007.

4 Kiat Sehat Imam Syafi’i

September 10, 2008 | Leave a Comment
Oleh : dr.Abu Hana
Imam As-Syafi’i rahimahullah menyatakan :
4 hal yang bisa memperkuat tubuh : Makan Daging, mencium wewangian, sering mandi meski tidak bersetubuh dan mengenakan pakaian katun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar