Rabu, 20 April 2011

Ahlush shuffah

AHLUSH -SHUFFAH
Dr . Ikhsan Ilahi Dhahir menegaskan tentang keberadaan Ahlu Shuffah , menurutnya ,, Kelompok ini pada awal-awal kemunculannyha berjumlah empat ratus orang . Mereka tidak mempunyi tempat tinggal dan keluarga di Madinah . Mereka bertempat di Masjid Nabawi . Mereka tidak pergi kesawah ( ladang ) tidak punya hewan perah dan perdagangan . Mereka mencari kayu baker dan mennumbuk biji-bijian di siang hari . Pada malam hari mereka sibuk dengan beribadah dan mempelajari Al Qur’an . Rasululloh selalu memberikan bantuan kepada mereka dan menganjurkan kepada kaum muslimin agar membantu mereka . Nabi sendiri bahkan sering duduk dan makan bersama mereka . Tentang mereka , Alloh juga pernah berfirman :

وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِم مِّن شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ ﴿٥٢﴾

“ Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan petang hari , sedangkan mereka keridhaan-Nya “

( Q.S . AL AN’AM : 53 )

Dalalm ayat lain Alloh juga berfirman senada :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“ Dan bersabarlah kamu bersama -sama dengan orang –orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya “

( Q.S AL KAHFI : 28 )

Memulyakan dan Menjamu Tamu

Dan mereka mengutamakan (kawannya) melebihi diri mereka sendiri, walaupun mereka dalam kesusahan. (QS Al Hasyr-9)
Riwayat Ad Dailami dari Anas mengatakan, Rasulullah saw bersabda : Apabila ada tamu berkunjung kepada seseorang, maka kunjungan itu membawa rizki dan pulangnya membawa maghfirah (ampunan) atas dosa-dosa mereka.
Riwayat Abu syeikh dari Abu Qurshafah : Apabila Allah menghendaki seseorang menjadi baik, maka Allah menghadiahkan kepadanya berupa kedatangan tamu, yang mana kedatangannya membawa rizkinya dan kembali dengan membawa rizkinya pula dan Allah memberi ampunan kepada penghuni rumah itu.
Riwayat Ibnu Abi Ad Dunya dari Hibban bin Abi Jundah : bahwa shadaqah yang lebih cepat terangkat ke langit, yaitu seseorang yang menyediakan makanan yang bagus kemudian mengundang orang-orang di antara kawannya.
Riwayat Al Hakim dari At Turmudzi dari Aisyah ra : bahwa malaikat tidak henti-hentinya memohonkan rahmat kepada seseorang diantaramu, selama hidangan yang disediakannya masih tersedia.
Riwayat Al Hakim dari Abu Harairah : barangsiapa memberi makan kepada saudaranya yang muslim berupa makanan kesukaannya, maka Allah akan membebaskannya dari neraka.
Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah : Ada seorang lelaki datang menghadap Nabi Muhammad saw, katanya ; sesungguhnya aku ini orang yang sedang mengalami kesulitan. Maka beliau menyuruh orang itu supaya datang ke rumah salah seorang istrinya. Istri beliau (saw) berkata : Demi dzat yang mengutusmu dengan haq, sesungguhnya aku tidak mempunyai apa-apa kecuali air. Kemudian beliau (saw) mengirim orang itu supaya datang kepada salah seorang istrinya yang lain. Tetapi istri beliau yang lain inipun memberi jawaban yang serupa, hingga semua istri beliau yang dihubungi lelaki itu memberi jawaban yang serupa : Demi dzat yang mengutusmu dengan haq, aku tidak memiliki apa-apa selain air. Lalu Nabi saw, bertanya kepada mereka yang hadir : Siapa yang mau menjamu orang ini di malam ini ? salah seorang dari sahabat Anshar menjawab : Aku wahai Rasulullah, yang akan menjamunya. Kemudian leleki itu diajak ke rumahnya. Kata sahabat Anshar itu kepada istrinya : Muliakanlah tamu Rasulullah saw, ini.
Dalam suatu riwayat dijelaskan, ketika sahabat Anshar itu bertanya kepada istrinya : apa kamu masih mempunyai makanan ? Istrinya menjawab : Tidak, kecuali hanya sedikit, hanya cukup untuk satu anak. Sahabat Anshar itu berkata : Kalau begitu aturlah bagaimana sekiranya orang itu tidak mengetahui, ketika telah menghadapi makan malam. Apabila tamu itu telah masuk di ruang makan, maka matikanlah lampunya. Tunjukkanlah seakan-akan kita juga ikut makan. Kemudian sandiwara itupun telah diatur hingga matang. Hingga kketika tamu itu telah duduk menikmati makan malamnya seakan-akan sahabat Anshar tadi ikut menemani makan. Padahal semalaman itu suami istri ini tidak makan.
Tiba waktu pagi, sahabat Anshar tadi berkunjung menghadap Rasulullah saw, maka beliau bersabda : Sungguh Allah kagum menyaksikan sandiwaramu terhadap tamumu semalam. Kemudia turunlah ayat :
Dan mereka mengutamakan (kawannya) melebihi diri mereka sendiri, walaupun mereka dalam kesusahan. (QS Al Hasyr-9)
RENUNGAN
Nabi saw, bersabda :
Sesungguhnya di dalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari luarnya. Allah menyiapkan bagi siapa yang berbicara lunak dan memberi makanan serta shalat di waktu malam ketika orang-orang sedang tidur.
Nabi saw, bersabda :
Janganlah kamu memaksakan diri untuk menghormati tamu sehingga kamu membencinya, karena siapa membenci tamu, maka iapun telah membenci Allah, dan siapa membenci Allah, maka Allah membencinya.
Jakfar bin Muhammad, berkata :
Apabila kelian duduk bersama saudara-saudaramu di hadapan hidangan, maka duduklah yang lama, karena ia adalah saat yang tidak dihitung dari umurmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar